Di era internet sebelumnya, barang digital seperti item game, digital art, konten, bahkan username, tidak bisa dimiliki sepenuhnya oleh user karena kontrol dan kepemilikan yang begitu kuat dari pemilik platform. Namun di era Web3, kadang disebut “ownership economy”, user bisa ikut menjadi investor/pemilik dan karyawan sekaligus, juga ikut mengambil keputusan dari platform.
Ownership economy merupakan trend yang hanya bisa membesar ke depannya, di mana saat ini mulai banyak brand di dunia mulai masuk ke industri Web3 yang merupakan trend yang berbasiskan blockchain di mana lewat NFT, brand dan customer bisa melakukan hal yang sebelumnya tidak bisa dilakukan.
Web3 Membuat barang virtual jadi ada nilainya
Membuat barang virtual jadi terbatas dan ada nilainya, sebelum ownership economy muncul, barang virtual seperti Mp3, digital item game, digital arts seperti tidak ada nilainya karena bisa dicopy sebanyak apapun, yang jumlah item gamenya (misalnya untuk game item) bisa dicetak berapapun juga oleh developer game tanpa bisa diverifikasi, namun dengan blockchain, kini sifat scarcity dari barang digital jadi bersifat publicly verifiable yang membuatnya jadi bernilai
Membuat ownership sebuah “perusahaan” (dalam kebanyakan kasus adalah foundation) bisa di crowdsource, dan atau menjadi sebuah DAO. Definisi ownership di sini bervariasi, karena kepemilikannya tidak tercatat di akta tetapi terekam permanen di blockchain dalam bentuk token.
Web3 memberikan kontrol/kepemilikan data kembali ke user & melawan monopoli perusahaan teknologi
Competitive advantage sebuah perusahaan teknologi web 2 ada di data user, dalam contoh Meta, user memiliki lebih dari seratus data point, misalnya gender, umur, interest, pekerjaan dll. Di Web 3, sejauh ini data user yang di share hanya public key dan data transaksi anonim saja yang bersifat public.
Dengan web 3, data login, data transaksi dan dana user berada di level infrastruktur yang bersifat non profit sehingga memiliki perlakuan berbeda dengan Meta dalam memanfaatkan data pengguna. Meta dan perusahaan teknologi besar lainnya sering berada dalam penyelidikan departement kehakiman USA karena pola bisnis monopolinya.
Web3 memberikan privasi data keuangan Anda
Di web 2 atau industri keuangan konvensional Anda tidak punya privasi di depan karyawan perusahaan tersebut. Jika Anda adalah nasabah dari bank X, dan ada saudara atau teman bekerja di bank X (yang jumlah karyawannya banyak sekali), hampir bisa dipastikan saudara atau teman Anda tahu jumlah dana Anda, atau jumlah hutang Anda.
Di web3, datanya memang bersifat publik, namun anonim, orang lain tidak akan tahu jika 0x7485739338bf9sdjaskf atau gueganteng123 adalah Anda jika tidak Anda beritahu.
Di Web3, user bisa menjadi owner, customer dan investor.
Banyak kisah di blockchain, founder project mengundurkan diri dan wewenangnya digantikan oleh DAO, misalnya Bitcoin dan Decentraland (masih banyak lagi), si founder sendiri ikut berkontribusi dan mengikuti governance sebagai token holder.
Hanya di industri web 3, user bisa menjadi owner, customer dan investor sekaligus.
Web3 bisa memberikan insentif bagi early contributor
Di web 2, Anda sangat sulit memberikan porsi saham (yang memiliki potensial capital gain) bagi early contributor. Apa itu maksud early contributor ? orang-orang awal yang membantu Anda membangun startup atau project. Misalnya advisor, influencer, programmer, driver gojek awal dan sebagainya. Kenapa sulit ? karena baru diakui jika ada tanda tangan basah, dan mungkin notaris.
Di web 3, dengan smart contract dan data transaksi permanen, early contributor bisa mendapatkan insentif bagi pemilik project. Hal ini lebih mudah dipahami konsepnya bagi perusahaan native web3 seperti blur.io, NFT marketplace yang baru-baru ini memberikan insentif dalam 3 kali airdrop, yang mana salah satu syaratnya adalah user memasang offer di dekat-dekat floor price dari NFT.
Web3 & Ownership Economy Mendemokratisasi Investasi
Di industri web 2, kalau Anda punya dana 3 juta dan ingin invest di startup, Anda harus menunggu startupnya IPO, dengan valuasi tinggi yang sudah dikerek oleh investor awal dari startupnya.
Kini dengan konsep Web3, Anda bisa berinvestasi di tahap super seed dari sebuah startup, yang definisi bebasnya adalah investasi saat produk belum jadi. Berbeda dengan sebelum era web3 di mana jika Anda mau invest di super seed, tidak bisa dengan dana hanya 3-5 juta rupiah saja, tapi harus beberapa ratus juta atau bahkan miliaran.
Ini adalah bagian yang kadang disebut orang seperti “berjudi” yang sebenarnya tak jauh beda dengan tahap investasi seed sebuah startup. Tentu saja istilah “berjudi” di web3 tidak sama seperti judi togel, karena sifatnya yang bisa dianalisa, dan di hold jika harganya turun (kalau Anda tidak kuat mental, lain lagi ceritanya)
Web3 = Shared Public Database
Di web 2, satu-satunya cara Anda memberikan benefit (misalnya diskon 20% untuk customer acquisition startup Anda) bagi nasabah BCA yang memiliki deposito di atas 5M adalah .. startup Anda diinvest oleh bank BCA atau VC terafiliasi BCA.
Namun dengan web3, database user, saldo user, dan transaksi user menjadi public (walaupun bersifat anonim).
Kita sudah sering mendengar istilah vampire attack, yang sebenarnya bukan hack, namun strategi growth hack, misalnya Looksrare memberikan insentif bagi pengguna Opensea untuk mencoba menggunakan platform mereka di mana ini menurunkan biaya akuisisi dari pihak Looksrare.
Web 3 Mengubah Cara Orang Bekerjasama Lewat DAO
Smart contract merupakan tulang punggung dari DAO. Kesepakatan dalam smart contract menyimpan dana dari organisasi di mana disitu juga ditetapkan kebijakan dari organisasi.
Blockchain consensus is distributed and established more than enough for organizations to trust the entire network.
Ketika smart contract ini live, tidak ada siapapun, bahkan owner bisa merubah kodenya. Hasilnya, DAO bisa beroperasi berdasarkan intruksi yang ada.
Uang bisa dikirim dan diterima dengan menggunakan smart contract. Tanpa itu, mengelola dana dari sebuah organisasi pasti membutuhkan middleman yang reliable seperti bank.
Karena smart contract juga digunakan untuk menyimpan dana, maka tidak ada yang bisa menggunakan dana tanpa persetujuan dari group. Sehingga DAO tidak tergantung dari centralised authority, namun harus diputuskan oleh group, jika voting sukses, maka pembayaran akan diberikan, hal ini memungkinkan karena smart contract hidup di blockchain.