Kenapa Ekosistem DeFi (Decentralized Finance) Perlu Dikembangkan di Indonesia ?

Ekosistem decentralized finance di Indonesia

Decentralized Finance atau DeFi di tahun 2020 ini menjadi bahan pembicaraan di kalangan penggiat blockchain dan crypto dunia karena dana yang disimpan di DeFi sempat mencapai $1 Billion atau 1 triliun rupiah, sebelum turun karena imbas pandemi korona di dunia. Walaupun turun ke kisaran 500 juta USD di bulan-bulan krisis korona, DeFi tetap menjadi idola karena ekosistemnya yang terus berkembang.

DeFi bisa dibilang memberdayakan karakter kripto sebagai “programmable money”.

 

Apa itu Decentralized Finance (Defi)

Decentralized Finance atau keuangan terdesentralisasi berarti memindahkan aktivitas finansial yang ada di sektor finansial tradisional ke dalam blockchain. Antara lain lending, borrowing, insurance dan lain-lain.

Beberapa karakter dari Decentralized Finance antara lain :

  1. Data identik disimpan di banyak komputer
  2. No single point of failure
  3. Peer to peer network, tidak ada middleman
  4. Permissionless = tidak perlu ijin, terbuka untuk siapa saja, di mana saja, apapun keadaan ekonominya
  5. Tidak dikontrol oleh 1 entitas tertentu
  6. Yang dibutuhkan untuk mengakses : smartphone, internet dan aplikasi Dapps (Decentralized Apps)
  7. Censorship resistant. Tidak ada yang bisa menutup akun Anda
  8. Biaya lebih murah daripada traditional finance
  9. Transparansi
  10. Tanpa KYC (KYC adanya di level exchange)
  11. Keamanan akun blockchain Anda di tangan Anda sendiri

Untuk lebih lengkapnya tentang DeFi baca di : Apa itu Decentralized Finance (DeFi)

Situasi Decentralized Finance  Dunia di tahun 2020

Decentralized Finance (DeFi) di dunia di tahun 2020 ini cukup ramai berita, baik itu berita baik atau buruk.

Flashloan hack

Flashloan adalah salah satu jenis DeFi yang belum lama lahir dan memungkinkan trader/investor crypto menjadi kaya dengan mengambil pinjaman tanpa modal, dan melakukan arbitrase di exchange dengan dana tersebut, lalu mengembalikannya langsung dalam 1 transaksi.

Memang ada perdebatan di sini, apakah ini hack atau sebuah teknik arbitrage yang valid.

transaksi decentralized finance

Masalah Likuidasi Jaminan di MakerDAO

MakerDAO yang berbasiskan Ethereum, mengalami masalah ketika harga ETH jatuh di tanggal 12 Maret, di mana apabila harga jatuh, smart contractnya akan melikuidasi jaminan ETH atau BAT, memotong biaya likuidasi dan mengembalikan dana yang tersisa ke peminjam. Namun di saat itu banyak peminjam yang tidak mendapatkan apapun dikarenakan jaringan ETH yang “macet” sehingga banyak likuidator (membeli lelang jaminan) tidak bisa berpartisipasi, hanya ada satu likuidator yang bisa masuk dan membeli jaminan dengan harga $0. Tetapi situasi ini nampaknya bisa dihadapi oleh Maker Foundation dengan melakukan lelang.

 

Seperti umumnya teknologi baru atau tempat berinvestasi baru, tentu saja DeFi memang memiliki risiko. Tidak ada return yang tanpa risiko. Tentu saja ke depannya risiko ini akan semakin dikurangi dengan semakin matangnya teknologi blockchain dan decentralized finance.

 

DeFi Indonesia

Di Indonesia nampaknya pengguna Decentralized Finance belum banyak, exchange crypto di Indonesia yang menyediakan token DeFi juga terbatas. Pioneer DeFi di Indonesia adalah Vexanium.com yang memiliki basicdex sebagai decentralized exchange dan dibuat oleh komunitas developer dari Vexanium.

decentralized exchange vex

Arsitektur Decentralized Finance (DeFi) 

Defi memiliki arsitektur multiyer di mana setiap layer memiliki fungsi masing-masing.

Salah satu arsitektur yang dikenal (belum pasti seperti ini semua) adalah settlement layer, asset, protocol, application dan layer aggregator.

  1. Layer settlement terdiri dari blockchain dan aset native dari protocol tersebut yang memungkinkan menyimpan informasi ownership dan memastikan state (data) yang ada sesuai dengan rule dari jaringan blockchain. Blockchain di sini berfungsi sebagai fondasi dari eksekusi trustless, bisa melayani settlement dan dispute resolution.
  2. Asset layer terdiri dari token yang diterbitkan di atas settlement layer. Termasuk aset native dari protocolnya dan token lain yang dibuat berdasarkan blockchain tersebut.
  3. Layer protocol memberikan standar yang spesifik untuk use case seperti decentralized exchange, derivative, manajemen on chain dll. Standard ini adalah suatu set smart contract yang bisa diakses user atau aplikasi DeFi. Sehingga biasanya protocol ini bersifat interoperable.
  4. Layer aplikasi adalah aplikasi yang digunakan oleh user dan terkoneksi dengan protocol individual.
  5. Layer aggregator adalah extensi dari layer aplikasi. Aggregator membuat platform user centric yang terkoneksi dengan lebih dari satu aplikasi dan protocol. Biasanya memberikan tools untuk membandingkan harga (misal.bunga) dan jasa supaya mudah digunakan user, layer aggregator juga meng-connect beberapa protocol bersamaan dan mengkombinasikan informasi yang relevant.

 

Penggambaran arsitektur DeFi adalah sebagai berikut :

Ekosistem decentralized finance di Indonesia

 

Jadi kenapa DeFi Indonesia penting dikembangkan ? Lihat di video saya di atas yah !