Blockchain Crypto & NFT Indonesia

Hard Fork, Soft Fork Dan Kaitannya Dengan Kripto

Source: coindesk.com

Blockchain dan kripto merupakan dua hal yang saling berkaitan satu sama lain. Blockchain merupakan jaringan teknologi dimana teknologi ini menghasilkan produk yang bernama kripto. Salah satu kripto yang paling terkenal adalah bitcoin. Setiap kripto tentunya berbeda satu sama lain tergantung dari tipe server yang mereka ‘tumpangi’. Salah satu teknologi yang cukup berdampak pada kripto adalah hard fork dan soft fork.

Source: cryptographics.com

Hard fork sendiri merupakan suatu keadaan dimana satu satuan kripto terbagi menjadi dua dimana dari satuan cryptocurrency tersebut diubah sehingga menghasilkan kode lama dan kode baru dimana kedua kode ini tidak kompatibel satu sama lain. Contoh kripto yang sudah melakukan hard fork adalah Ethereum dimana dari hard fork ini dihasilkan Ethereum dan Ethereum Classic. Baik Ethereum maupun Ethereum Classic sudah berada di jaringan kode server yang berbeda sehingga user tidak dapat mengirim Ethereum ke jaringan Ethereum Classic dan sebaliknya. Selain itu jika user memiliki sejumlah Ethereum ketika hard fork terjadi maka user akan memiliki 2 jenis koin yaitu Ethereum dan Ethereum Classic.

Jika perubahan yang terjadi pada hard fork menghasilkan dua kode yang berbeda dan tidak dapat berhubungan satu sama lain maka perubahan yang terjadi pada soft fork juga menghasilkan 2 kode yang sama dan dapat berhubungan satu sama lain. Salah satu contoh dari soft fork bitcoin adalah SegWit dan non-SegWit dimana kedua software ini sama-sama menggunakan jaringan bitcoin.

Source: cryptohigh.tech

Baik soft fork maupun hard fork tentu merupakan perubahan yang akan terjadi di blockchain dan perubahan ini tentu akan menghasilkan dampak diantaranya adalah kedua jaringan blockchain tersebut akan tetap digunakan oleh user namun akan ada jaringan blockchain yang lebih dominan dibandingkan jaringan blockchain satunya.

Jadi ketika koin yang Anda minati akan melakukan forking maka ada baiknya Anda mengetahui dulu tipe forking seperti apa yang akan dilakukan oleh coin tersebut apakah itu hard fork atau soft fork. Jika Anda merupakan user crypto dan bukan miner maka tidak ada hal yang perlu Anda lakukan jika forking yang terjadi bukanlah hard fork. Namun jika Anda merupakan seorang miner atau menggunakan software crypto Anda sendiri maka pastikan Anda menggunakan versi software yang benar.

Salah satu hal terpenting yang harus Anda ingat ketika terjadi fork pada kripto adalah tetap menyimpan private keys Anda pada wallet digital dan bukan pada exchange. Alasan untuk menyimpan private keys pada wallet digital dikarenakan exchange dan pihak ketiga lainnya akan memiliki banyak tugas untuk mendistribusikan koin yang baru ke user satu per satu. Anda tentu dapat melakukan hal ini sendiri dan memiliki banyak pilihan apakah ingin mendapatkan koin tersebut atau menjualnya di market. jika Anda memegang sendiri private keys Anda. Namun jika Anda tetap ingin menggunakan exchange maka Anda perlu mencari exchange yang memiliki histori solid dalam mendistribusikan koin fork pada setiap user contohnya Binance.

Lalu bagaimana cara suatu perusahaan yang memiliki kripto di pasaran dapat melakukan soft fork atau hard fork? Caranya adalah dengan memiliki algoritma konsensus dimana di dalam konsensus tersebut terdapat banyak nodes (komputer) yang terhubung pada jaringan konsensus. Para nodes ini harus setuju pada update fork tersebut dan melakukan update berkala. Namun konsensus hanya dibutuhkan jika fork tersebut mengadopsi update yang akan terjadi. Namun jika user hanya ingin mengadakan soft fork atau hard fork tanpa mengadopsinya maka siapapun dapat menyalin kode yang ada lalu kemudian menciptakan soft fork atau hard fork yang dapat diadopsi oleh orang lain. Dengan kata lain, siapapun dapat membuat hard fork dan mengkopi kode bitcoin tapi hal tersulit terdapat pada support yang diberikan oleh exchange maupun komunitas.

Anda dapat membuka GitHub dan mengambil sebuah kode dari koin (contohnya bitcoin) dan melakukan pengembangan untuk memberikan update pada software tersebut. Namun ada beberapa hambatan yang akan Anda alami mulai dari sedikitnya jumlah penambang, jumlah user yang sedikit hingga tidak adanya exchange yang ingin melisting koin Anda. Hanya terdapat sedikit sekali koin yang sukses di ‘fork’ dalam sejarah kripto karena fork tersebut membutuhkan konsesus supaya dapat berjalan dengan efektif.

 

Baca Juga Informasi Lainnya Tentang Blockchain & Bitcoin

Apa Itu Bitcoin Halving: Kapan Yang Selanjutnya?

 

Berbagai Infografis Yang Menggambarkan Bagaimana Blockchain Bekerja

 

 

Exit mobile version