Pada Selasa, 14 Mei 2019, harga bitcoin yang diperdagangkan di exchange menyentuh angka $8300 atau setara dengan Rp 120.000.000 (berdasarkan kurs saat artikel ini ditulis). Peningkatan sebesar 15% dalam beberapa hari ini menyentuh nilai tertinggi untuk tahun 2019 ini dan menggandakan volume pertukaran yang terjadi di berbagai exchange.

Kejadian ini bersamaan dengan pasar global yang bereaksi negatif terhadap perang dagang Amerika Serikat dan China yang sedang berlangsung saat ini. Tentunya hal ini sangat unik karena di tengah pasar global yang sedang turun, nilai bitcoin malah terpengaruh secara positif.

Beberapa ahli mengatakan bitcoin memiliki korelasi yang rendah terhadap pasar global sehingga bitcoin merupakan instrumen investasi yang sangat sesuai di tengah perang dagang yang sedang marak ini.

Hal ini dibuktikan dari pernyataan yang dikemukakan oleh salah satu petinggi dari Mint Exchange, “Ini adalah pelarian modal dari Tiongkok karena perdagangan global,” volume perdagangan bitcoin yang sangat besar terjadi selama jam perdagangan di Asia.

Ketidakstabilan dari mata uang kripto (termasuk bitcoin) membuatnya menjadi sarana untuk menyimpan nilai atau dengan kata lain aset digital, bukan sebagai metode pembayaran. Hal inilah yang menjadi salah satu pertimbangan investor untuk menjadikan bitcoin sebagai instrumen investasi yang tepat di tengah negatifitas yang sedang menyerang pasar global ini.

Bitcoin juga dapat menjadi aset alternatif di ranah suku bunga rendah saat ini. Mirip dengan daya tarik saham teknologi tinggi, investor mungkin memandang bitcoin sebagai taruhan yang berisiko, tetapi memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan aset lainnya.

Lonjakan harga bitcoin dan mata uang kripto lainnya ini telah membawa energi baru ke bidang yang telah kehilangan sebagian kekuatannya beberapa bulan belakangan ini (harga mata uang kripto sudah turun sejak 2018 awal).

Apakah ini akan menjadi bull market seperti di akhir tahun 2017 kemarin? Apakah bitcoin akan menyentuh $20.000 lagi?