Blockchain Crypto & NFT Indonesia

Starbucks Beralih ke Blockchain Untuk Pelacakan Biji Kopi

kopi blockchain

Penggemar kopi di Amerika sekarang sudah dapat melacak pembelian biji kopi Starbucks mereka langsung ke pertanian tempat biji tersebut di tanam. Dan begitu juga para petani yang dapat melakukan verifikasi untuk mengetahui kemana biji kopi mereka di distribusikan.

Starbucks Mulai Melirik Blockchain

Starbucks, gerai kopi dari Seattle yang sudah memiliki banyak cabang di dunia saat ini sedang mengembangkan blockchainnya sendiri yang berbasis aplikasi tagging dari semua cabang yang berada di Amerika supaya para pelanggan dapat melacak pembelian biji kopi mereka langsung ke perkebunan kopi.

Baca juga : Pemakaian blockchain di industri makanan dan supply chain

Bloomberg mengatakan bahwa pada beberapa tahun terakhir, pelanggan sudah menjadi sangat tertarik untuk mengetahui dari mana makanan mereka berasal, bagaimana makanan mereka di tanam,  dan apakah makanan mereka diproduksi dengan cara yang etis dan berkesinambungan. Hal ini tentu membuat beberapa perusahaan makanan terbesar di dunia untuk menjadi lebih transparan lagi mengenai dari mana datangnya makanan yang mereka jual dengan menggunakan teknologi blockchain sebagai solusi.

Aplikasi blockchain yang baru dapat membantu pelanggan untuk melakukan verifikasi kiriman yang contohnya dikatakan berasal dari Kolumbia dan setelah diverifikasi memang berasal dari Kolumbia dan bukan dari negara lain. Aplikasi ini didukung oleh layanan blockchain enterprise Microsoft yang memungkinkan Starbucks membagikan ke pelanggannya data pelacakan yang telah dikumpulkan dari seluruh kedai kopi Starbucks yang ada di dunia selama 2 dekade terakhir.

Mulai Selasa, pelanggan yang membeli kopi  di setiap cabang AS dapat menggunakan kode pada packaging kopi yang tersedia guna mencari tahu dari mana biji kopi mereka berasal, dimana mereka di sangrai dan bahkan mendapatkan tips brewing dari barista, ucap Michelle Burns yang merupakan Vice President divisi Global Coffee and Tea Sales. Burns juga menambahkan bahwa Starbucks sudah memiliki dasar yang kuat untuk membangun aplikasi yang user-friendly dan consumer-driven sehingga memberikan kepercayaan kepada pelanggan bahwa Starbucks benar-benar mengetahui dari mana saja biji kopinya berasal.

Kebutuhan Untuk Ekosistem yang Berkelanjutan

Laporan menambahkan bahwa generasi muda dan milenial sudah memulai perilaku untuk membeli produk premium yang diproduksi dalam skala kecil dan bersifat berkelanjutan atau sustainability. Hal ini menyebabkan munculnya roaster kopi rumahan dalam beberapa tahun terakhir dimana kopi disangrai langsung di lokasi dan bukan di pabrik yang jaraknya jauh. Starbucks bukan gerai kopi pertama yang beralih ke blockchain. Pada 2019, perusahaan kopi medium J.M Smucker Co dan Jacobs Douwe Egberts bergabung di suatu inisiatif blockchain yang dikembangkan bersama dengan IBM.

Namun pelacakan biji kopi bukanlah hal yang mudah terutama ketika terdapat perantara pemborong yang terlibat di proses tersebut. Hal ini berarti bahwa gerai kopi seperti Starbucks untuk saat ini dapat melacak biji kopi mereka hanya sampai tingkat negara untuk beberapa tipe blended coffee sementara untuk produk yang single-origin dapat dilacak langsung hingga ke petani. Sementara itu, petani juga akan mendapatkan akses ke aplikasi blockchain tersebut. Mereka hanya memerlukan gadget yang terkoneksi dengan internet untuk memasukkan kode dan melakukan verifikasi data.

 

Baca informasi lain tentang Blockchain :

Blockchain Indonesia. Apa Pentingnya ?

 

Mengenal Vexanium, Public Blockchain & Crypto Terbaik Indonesia Saat Ini

 

Exit mobile version