Penentuan ranking website untuk tempat trading bitcoin atau pembelian cryptocurrency seperti halnya Vexanium (VEX) bukanlah hal yang remeh dan sederhana, karena para exchange yang kebanyakan bersifat sentralisasi adalah muara dari kebanyakan project yang bersifat decentralized.
Projectnya bersifat decentralized, tetapi, muaranya bersifat centralized (“mudah dimanipulasi”).
Yang terjadi adalah banyak project blockchain atau crypto yang mengalami masalah keuangan karena harus membayar mahal ke exchange untuk melisting tokennya, di mana para centralized exchange ini “jualan” ke project blockchain dengan volume atau data yang sifatnya self proclaim.
Bagus jika project blockchain yang membayar biaya listing mahal, lalu sukses mendapatkan pool of investor atau token holder baru, tetapi ternyata menurut penilitian yang ada, banyak exchange yang melaporkan data yang tidak sebenarnya.
Baca juga :
Tips Startup Crypto di era Initial Exchange Offering (IEO)
Coinmarketcap Liquidity Tracker akan Menjadi Standar Ranking Terbaru
Sedangkan dari sisi trader / investor crypto, exchange yang memanipulasi transaksi (fake volume) akan berdampak pada order yang sulit tereksekusi, padahal crypto exchange tersebut terlihat (dan dipromosikan) ramai dan memiliki banyak pengguna, padahal, bisa jadi tidak demikian.
Masalah Fake Volume di Exchange Crypto & Website Tempat Trading Bitcoin
Dalam usaha untuk memberikan informasi yang lebih akurat terkait exchange cryptocurrency dan website tempat trading bitcoin, baru-baru ini website Coinmarketcap.com melaunching ranking exchange berdasarkan traffic website. (Baca : Ongoing improvement combating volume inflation of crypto exchange)
Cukup menarik bahwa Binance, perusahaan yang baru-baru ini membeli Coinmarketcap, berada di peringkat satu dengan nilai yang sempurna.
Fake volume dari crypto exchange dan website trading bitcoin menjadi topik yang sangat menganggu di dalam komunitas blockchain dan trader, sebelumnya CoinMarketCap telah menyampaikan implikasi buruk dari informasi yang misleading tersebut.
Coinmarketcap kini telah mengakui issue tersebut dan mengatakan bahwa sebelumnya crypto exchange diranking berdasarkan volume yang dilaporkan, namun volume inflation menjadi masalah yang merusak industri cryptocurrency.
Faktor Ranking Baru : Traffic Website
Untuk melawan data fake dari exchange, CoinMarketCap telah memperkenalkan fitur baru dengan nama Web Traffic Factor sebagai suatu alternatif yang komprehensif.
Daripada hanya tergantung pada exchange untuk mengirimkan datanya, Web Traffic Factor akan beroperasi dengan sistem scoring di mana platform teratas akan mendapatkan point 1000, sedangkan exchange lainnya akan menerima score berdasarkan perbandingan relatif dari exchange posisi pertama. Score ini akan diupdate tiap bulan.
Pengumuman ini juga menginformasikan bahwa fitur web traffic juga menghitung berbagai faktor sebelum memberikan score final, termasuk megambil data dari website seperti SimilarWeb, Ahrefs dan Alexa.
Beberapa faktor pengukuran ranking tempat trading bitcoin dan exchange crypto antara lain : pageview (20%), unique visitor count (15%), bounce rate (10%), time-on-site (5%), relative ranking (25%), dan keyword searches di search engines besar (25%).
Kelemahan dan Kelebihan Faktor Ranking Traffic Website
Chief Strategy Officer dan acting CEO Carylyne Chan sempat mengatakan tahun lalu bahwa, web traffic adalah salah satu cara untuk memverifikasi legitimasi exchange, tetapi banyak juga yang trading menggunakan API Key, jadi mungkin bukan indikator yang baik.
Pendapat saya sendiri, web traffic yang besar akan menggambarkan bahwa exchange tersebut benar-benar bekerja untuk mengembangkan ekosistem trader/investor crypto/blockchain, termasuk membangun branding yang baik – terlihat dari keyword search di Google, dan membangun semua ini bukan dalam hitungan bulan. Jadi memang ada bagusnya ranking dengan faktor ini.
Hal ini akan mendorong pengembangan dan pengetahuan blockchain yang lebih baik lagi di negara masing-masing di mana exchange crypto ini beroperasi, bukan hanya mengumpulkan uang dari investor saja, tetapi pada waktunya nanti akan ikut serta mengembangkan talenta blockchain di masing-masing negara.
Tempat Trading Bitcoin Terbaik Indonesia Berdasarkan Coinmarketcap
Indonesia telah memiliki banyak crypto exchange, yang banyak muncul di tahun 2018-2019. Sebagian sudah terdaftar Bappepti, sebagian lainnya masih dalam proses. Yang masih dalam proses dan belum ada di ranking, bukan berarti jelek ya, hanya saja kemungkinan dokumennya masih diproses. Misalnya Okex yang berada di ranking 6 di ranking Coinmarketcap dan masih dalam proses terdaftar di Bappepti.
Berikut ini adalah ranking website trading Bitcoin terbaik Indonesia berdasarkan Coinmarketcap, namun ranking ini saya filter hanya yang sudah terdaftar di Bappepti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi).
Indodax
Indodax adalah exchange crypto pertama yang berdiri di Indonesia, didirikan oleh Oscar Darmawan dan William Sutanto pada tahun 2014 dengan nama awal Bitcoin.co.id. Pada bulan Maret berganti nama menjadi Indodax atau Indonesia Digital Asset Exchange.
Indodax saat ini mengklaim memiliki lebih dari 2 juta member.
Upbit
UpBit adalah tempat trading Bitcoin atau cryptocurrency exchange yang didirikan tahun 2017 dan merupakan anak perusahaan dari Dunamu Inc di Korea, yang merupakan perusahaan software aplikasi. UpBit mulai masuk ke Indonesia sejak Januari 2019.
Luno
Luno.com didirikan oleh Timothy Stranex pada tahun 2013 dan awalnya berbasis di Inggris. Luno telah masuk Indonesia sejak tahun 2014 dan telah terdaftar di Bappebti.
Triv Pro
Triv didirikan pada tahun 2014 oleh Gabriel Rey dan terhubung dengan 64 bank secara instant sehingga penarikan dan deposit diproses secara instant.
Tokocrypto
Tokocrypto didirikan oleh Pang Xue Kai pada Juni 2017 dan menjadi tempat trading bitcoin yang pertama kali mendapatkan tanda daftar dari Bappebti. Pada Mei 2020 Tokocrypto mengumumkan bahwa mereka mendapatkan investasi dari Binance.
Rekeningku
Rekeningku.com didirikan pada tahun 2017 oleh Fung Sumardy dan Robbie Bun yang memiliki banyak server mining Bitcoin di Indonesia,
Rekeningku.com memiliki cryptonya sendiri dengan nama Anacoin.
Informasi lainnya tentang Trading Cryptocurrency dan Bitcoin
Investasi Bitcoin : Kenapa Kita Harus Melihat Bitcoin Sebagai Aset Logaritmik ?
Trading Bitcoin : Hati-Hati Dengan 50 Jenis Kesalahan Trading ini