Blockchain Crypto & NFT Indonesia

Web3 dan Crypto di 2022, Sudah Sejauh Apa?

Banyak perubahan di segala aspek dan para investor kripto pasti sangat menyadarinya. Laporan kali ini merupakan yang perdana, terdiri dari ikhtisar tahunan dan tren industri kripto yang berjalan sangat dinamis. Ada pula banyak sudut pandang soal kripto dan web3 dari a16z di tengah keberadaan para pengusaha dan builder yang jumlahnya tak terhitung.

Baca juga : Apa itu Web3 ?

Catatan ini diharapkan bisa menambah wawasan untuk memahami evolusi internet secara akurat dan lebih baik, terlebih saat ini kita sedang dalam perjalanan ke era yang terdesentralisasi. Jangan pula melewatkan sejumlah komunitas dan platform teknologi web2 yang ikut memberikan sumbangsih dalam perubahan di dunia kripto yang sangat pesat ini.

Untuk lebih memudahkan pembahasan yang terfokus, kami membagi pembahasan menjadi 5 ringkasan kelompok. Tapi sebaiknya Anda tidak hanya terpaku pada informasi yang kami sajikan pada artikel ini. Silakan membaca artikel lainnya, atau tautan yang tersedia dari berbagai sumber, untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat.

1. Siklus Inovasi Harga Berada di Pertengahan Periode Keempat

Pasar selalu terpengaruh oleh musim, tak terkecuali kripto. Kita tidak selamanya menghadapi musim panas yang berkepanjangan, karena akan berganti ke musim dingin yang menggigit. Penggambaran ini mungkin sangat pas untuk pasar kripto yang saat ini sudah melewati empat periode pergantian musim dan saat ini sedang berada di masa pertengahan inovasi harga.

Optimisme hari ini begitu terasa setelah kita melewati hari-hari gelap di periode sebelumnya. Meski terjadi penurunan pasar baru-baru ini, optimisme dari sejumlah builders dan pengusaha tampaknya akan segera memperbaiki kondisi.

Tak dapat dipungkiri, fluktuasi harga kripto yang ekstrem seringkali terasa kacau. Untuk mencerna kondisi ini, kita harus sepakat dengan logika dasar yang dipaparkan oleh Chris dan Eddy pada tahun 2020. Di pasar kripto, kinerja tertinggi di pasar seringkali ditentukan oleh harga. Di sisi lain, kinerja kripto juga masih sering dianggap sebagai indikator kinerja tertinggi.

Dengan kata lain, sejumlah industri masih memosisikan kripto sebagai indikator utama, sementara harga menjadi faktor pendukungnya. Ini akan sangat bergantung pada sejumlah indikator, meliputi minat, ide serta aktivitas yang pada akhirnya menggiring pada satu tujuan utama yakni inovasi. Siklus inovasi harga pada akhirnya menjadi alat pendorong yang membuat industri kripto terus mengalami dinamika yang khas sejak kemunculan bitcoin pada 2009.

 

Menyikapi siklus harga yang berjalan naik turun, investor legendaris Benjamin Graham bahkan menyebut, sikap terbaik adalah tidak terlalu memikirkan “Mr. Market” jika Anda ingin terhindar dari kegembiraan yang berlebihan, atau justru depresi akut. Merujuk pada Graham, cara terbaik untuk menyikapi pasar kripto adalah fokus membangun dan berpihak pada perubahan teknologi yang berkembang cepat.

Jika kita dulu sangat yakin tentang dotcom pada awal tahun 2000-an, ia justru harus mengalami masa redup karena sudah tergantikan oleh teknologi lainnya meliputi komputasi awan, media sosial,. Smartphone Atau video live streaming. Untuk saat ini, sudah waktunya mempertimbangkan keberhasilah yang serupa di web3.

2. Web3 yang Lebih “Ramah” untuk Para Pembuat Konten

Data menyebutkan, platform web3 menawarkan persyaratan ekonomi yang lebih adil, sehingga ia dianggap lebih ramah bagi para pembuat konten, ketimbang web2. Ketika take-rate Meta di Facebook dan Instagram hampir 100 persen, justru pasar NFT OpenSea hanya 2,5 persen saja. Anggota Kongres AS Ritchie Torres baru-baru ini mencatat tentang kesalahan dari ekonomi kita, ketika tingkat penerimaan Big Tech justru lebih tinggi ketimbang mafia.

Hasil analisis juga menyebutkan tentang perbandingan web2 dan web3 dalam hal pembayaran kepada pAra pembuat konten. Meski mungkin masih terlalu dini untuk membandingkan hal ini, kita bisa tahu pada 2021 penjualan utama NFT berbasis Ethereum, tepatnya di ERC-721 dan ERC-1155).

Ketika jumlah itu ditambah royalti yang harus dibayarkan kepada kreator dari penjualan sekunder di OpenSea, total perhitungan bisa mencapai 3,9 miliar dolar AS. Jumlah ini empat kali lipat dari 1 miliar dolar AS, atau kurang dari 1 persen dari pendapatan yang telah dialokasikan Meta untuk pembuat konten hingga 2022.

Ini tentu saja sangat menarik bagi para kreator web3 yang saat ini baru berjumlah sekitar 22.400. Hitungan yang berdasarkan jumlah koleksi NFT memang masih jauh lebih sedikit dibandingkan pengguna yang memposting konten di platform Meta yang jumlahnya sekitar 3 miliar.

Tapi untuk perbandingan pembayaran, web3 cukup kuat. Menurut analisis kami, web3 membayar 174 ribu dolar AS per kreator. Di sisi lain, total pembayaran Spotify untuk kreatornya adalah 7 miliar dolar AS dan YouTube 15 miliar dolar AS.

Artinya, terjadi perbedaan perkapita yang lumayan mencolok. Dari sisi pengguna, Meta membayar 0,10 dolar AS, sementara Spotify membayar 636 dolar per seniman dan YouTube membayar 2,47 dolar AS per Channel. Meski Web3 masih memiliki sedikit kreator, ia cukup kuat dengan nominal pembayaran yang disebutkan di atas.

3. Dunia Nyata Terpengaruh Dampak Kripto

Meski bermain-main di ranah digital, dunia kripto mempengaruhi dunia nyata secara signifikan. Jika Anda melihat keberadaan para kreator yang bisa menghasilkan uang dari sini, justru ini hanya sebagian dampak kecilnya saja. Kripto lebih jauh telah mempengaruhi sistem keuangan konvensional yang saat ini didominasi oleh perbankan.

Orang-orang sudah mendapatkan solusi dari keberadaan DeFi yang bisa menghilangkan status quo lembaga perbankan. Ketika lebih dari 1,7 miliar orang tidak memiliki rekening bank, saat ini mereka tetap bisa mendapatkan kemudahan transaksi dan layanan keuangan lainnya, dan tidak harus berstatus sebagai nasabah di bank tertentu. Peningkatan jumlah pengguna DeFi dan penggunaan uang digital semakin meningkat secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir.

Ketika mereka tidak bisa terlayani oleh sistem, bank yang prosedural dan berbelit-belit, lebih dari satu miliar orang tetap bertahan untuk tidak memiliki rekening bank, tapi mereka memiliki smartphone yang bisa diandalkan untuk bermain di kripto dan mendapatkan kesempatan untuk inklusi keuangan.

Dampak kripto yang lainnya untuk dunia nyata terlihat dalam keterlibatannya dalam menangani pasar rusak lainnya. Kredit karbon pada Flowcarbon diperbaharui dengan pembuatan unit akun yang penting, transparan dan bisa dilacak di Blockchain. Jaringan grassroots wireless, Helium, mengakui tantangan yang akan dihadapi dari keberadaan sistem yang terdesentralisasi bagi raksasa telekomunikasi yang sudah mapan.

Spruce juga berpeluang mengontrol identitas mereka sendiri, ketimbang menyerahkannya pada perantara online. Kripto juga tentu saja mempengaruhi Google dan Meta, di mana mereka bisa mengambil keuntungan dari informasi penggunanya melalui model bisnis dan penambangan data.

Dampak kripto juga tentu saja mempengaruhi decentralized autonomous organizations (DAO). Ini memungkinkan terjadinya koordinasi yang saling menguntungkan secara ekonomi antar orang asing. NFT juga memberikan hak properti virtual untuk semua gambar profil, karya seni, musik, item dalam game, kartu akses, mendarat di dunia virtual, dan barang digital lainnya. Dan insentif token dan produk lainnya.

Ini membuat para pendatang baru bisa melewati masalah “cold-start” dan bisa memulai network effects secara dinamis. Pada akhirnya, kripto benar-benar berdampak besar bagi realitas. Ia tidak sekadar menawarkan inovasi keuangan, tapi juga berdampak besar untuk kehidupan sosial, budaya dan teknologi. Apa yang kami sebutkan baru di permukaan saja. Tentu saja Kripto akan melakukan perubahan lebih dari yang bisa Anda bayangkan.

4. Ethereum Masih Memimpin, tapi Persaingan akan Semakin Sengit

Hingga kini, Ethereum masih mendominasi kegiatan di web3. Tapi ia bukan satu-satunya yang bisa diandalkan untuk blockchain. Ia unggul karena sukses menampung komunitas yang sehat, serta jaminan keamanan yang lumayan kuat. Tapi keberadaan jenis blockchain lainnya, seperti Solana, Polygon, BNB Chain, Avalanche, dan Fantom, patut dipertimbangkan para kreator. Saat ini pengembang aktif di ethereum berjumlah 4.000-an. Sementara itu, Solana memiliki sekitar seribuan, dan Bitcoin di angka 500-an.

Mindshare Ethereum hingga kini bisa membuat para penggunanya bersedia membayar di kisaran 15 juta dolar AS per hari untuk penggunaan blockchain. Ini merupakan angka yang luar biasa untuk proyek yang masih bisa dikatakan baru. Tapi posisi ethereum sebagai pemimpin menghadapi situasi dilematis.

Secara historis, sistem ini menghargai desentralisasi. Tapi blockchain pesaing memberikan janji kinerja yang lebih menarik dengan biaya yang lebih rendah. Meski begitu, kemudahan yang ditawarkan mungkin memperlonggar keamanannya.

Di luar persaingan antar blockchain, terlihat kemajuan besar pada interoperabilitas. Di situasi semacam ini, orang-orang bisa melakukan lintas aset dari blockchain yang satu ke yang lainnya. Teknologi “Layer 2” juga secara optimis bisa menurunkan biaya dengan memperluas blockspace yang tersedia.

Blockchains adalah produk andalan di gelombang komputasi baru, blockchain menyediakan ruang yang luas untuk inovasi, seperti halnya PC dan broadband di tahun 90-an dan 2000-an. Tentu saja akan semakin banyak pemenang ketika mereka bisa mengoptimalkan fasilitas ini dengan baik.

5. Perkiraan-perkiraan yang Masih Terlalu Dini

Jumlah pasti pengguna web3 masih sulit diketahui, begitu pula dengan pertimbangan dan pergerakannya. Tapi ini seperti mengingatkan kita pada penggunaan internet secara komersial yang dimulai pada 1995.

Jumlah pengguna internet terus meningkat hingga 1 miliar pengguna pada 2005. Lonjakan pengguna itu bertepatan dengan pembentukan awal web2, seiring dengan berdirinya perusahaan raksasa digital seperti Facebook dan Youtube.

 

Meskipun masih terlalu dini, optimisme untuk web3 sangat tinggi, bahkan mungkin bisa mencapai 1 miliar pengguna pada 2031, atau bahkan lebih cepat lagi. Yang jelas, ini masih perkiraan awal. Ada banyak pekerjaan dan pembangunan yang masih terus berlanjut hingga optimisme itu terwujud menjadi realita.

 

7 Alasan Kenapa Programmer Perlu Belajar Blockchain

 

Exit mobile version